Bangsa yunani yang hidup pada abad ke-6 SM memiliki sistem kepercayaan yang di dipercaya olehnya adalah benar, kepercayaan tersebut bersumber pada mitos (dongeng - dongeng) dan anehnya suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) menurut mereka tidak berlaku.
Kemudian setelah lengsernya abad ke-6 SM mulai muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. hal mendasar yang tidak dapat diterima oleh pemikir-pemikir hebat kala itu adalah tentang misteri alam semesta ini, ketika dikaji lebih dalam mengenai peristiwa alam semesta terkait dengan teori bangsa yunani saat itu jawabannya tidak dapat diterima akal
(rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal
yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu
kebebasan kemudian banyak orang yang mencoba membuat suatu konsep yang
dilandasi kekuatan akal pikir secara murni. Maka timbullah peristiwa ajaib The
Greek Miracle, yang nantinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
Dengan munculnya ahli pikir inilah maka kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Zaman Yunani kuno di
pandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan ide – ide atau pendapatnaya. Yunani pada masa itu
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu
tidak lagi mempercayai mitologi – mitologi.
Sikap belakangan
inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern, dan sikap
kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal
sepanjang masa, beberapa filsuf pada masa itu antara lain Thales, Anaximandros,
Amaximenes, dan lain-lain.
Minggu, 11 Oktober 2015
Kedudukan Filsafat sebagai sifat Demitologi
18.17
2 comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
makasih mas, artikelnya bagus.
BalasHapusBagus..
BalasHapus